Kamis, 19 Agustus 2010

JIWA PATRIOTISMEKU MENGALIR DARI DARAH PEJUANG

     Ketika menyaksikan detik detik proklamasi pada upacara kenegaraan didalam memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia ke 65 di layar televisi air mataku menetes terharu.Apakah ini tanda bahwa didalam jiwaku tumbuh semangat nasionalime dan patriotisme.Tidak hanya itu saja yang selalu membangkitkan semangat berjuang pada diriku.Pada mendengarkan lagu perjuangan dan menyaksikan pidato kenegaraan  juga selalu menyentuh perasaanku.Aku juga sangat menyenangi acara televisi tentang keragaman budaya baik dalam negeri dan luar negeri.Begitu juga aku sangat menganggumi akan tokoh bangsa yang hidup berjasa bagi bangsa dan negara.
     Apabila mendengar atau membaca berita tentang korupsi,teroris,dan oknum oknum yang selalu bikin olah untuk memecah belah persatuaan bangsa jiwaku selalu berontak untuk melawannya.Aku tidak menyukai dan menentangnya.Apalagi melihat seorang pemimpin yang selalu mementingkan diri sendiri tanpa memperdulikan rakyatnya.Aku selalu komentar agar mereka menyadarinya.walau berakibat perbuatanku selalu dibenci dan diawasi.Mereka menganggapku seorang yang vokal.Dengan ke vokalanku berakibat  terhambat karirku sebagai PNS. Walaupun dedikasiku tinggi untuk mengabdi kepada negeri .

Profil tentara jaman dulu

    Ayahku adalah seorang TNI pejuang 45.Bukti perjuangannya dibuktikan dengan bintang jasa pengabdian kepada negara Indonesia cukup banyak.Ayahku sudah tiada dan dimakamkan di Taman Pahlawan.Selama menjadi tentara tidak ada hentinya bertugas menjaga kedaulatan Republik Indonesia.Saudaraku ada enam dan aku anak yang nomor empat.Dari keenam saudaraku tidak ada yang ditunggui ayahku sewaktu lahir.Ayah  selalu berangkat tugas mengemban amanat negara selama ibuku hamil,dan ketika kembali bertugas sudah melahirkan.
   Pada tahun 1967 tugas ayahku mulai berkurang.Kami bisa sering berkumpul dengan ayahku.Ayahku sangat sayang pada anak-anaknya,dan juga keras dalam mendidiknya.Ketika berkumpul dengan keluarga ayah selalu bercerita tentang pengalamannya berperang dengan musuh.Ceritanya sangat mengasikkan,mengagumkan juga menyedihkan.salah satu cerita yang sangat menyedihkan adalah ketika kelahiran kakak kandungku yang nomer tiga. Pada waktu itu ayahku ditugaskan menumpas gerombolan Kahar Mudjakar di Sulawesi.


Angkatan perang ratu adil

  Pada waktu itu ayahku bertempur selama tiga hari tiga malam tidak ada hentinya.Sampai perbekalan makanan habis dan ayahku selalu bersembunyi ditempat persebunyian didalam gua.Ketika kelaparan mencoba keluar gua untuk mencari makanan didalam hutan yang bisa dimakan.Kebetulan saat itu musim buah durian.Diambilnya beberapa buah durian yang sudah jatuh dibawa kedalam gua untuk dimakan.Dengan keadaan perut kosong dimakanlah dengan lahap buah durian itu.Karena terlalu kebanyakan makan buah durian terakibat  patal .Ayahku sakit perut dan desentri.Pada waktu buang hajad tiba-tiba gerombolan Kahar Mudjakar menyerang dengan berondongan peluru.Sambil menahan kesakitan perutnya ayahku mengadakan perlawanan.Akan tetapi sakitnya tidak bisa ditahan ayahku terus sembunyi sambil menahan perut yang sakit.
   Gerombolan tidak henti-hentinya memutahkan peluru kearah TNI yang bertugas saat itu sampai satu hari penuh mengadakan perlawanan.Disaat itulah ayahku sudah putus asa.Bahkan sampai mengeluarkan umpatan dalam hati dan berpesan"jangan sampai anak-anaknya mengalami seperti dirinya apalagi menjadi tentara.".Yang akhirnya ucapan itu terbukti.Dimana kakak kakakku ingin menjadi tentara selalu gagal ketika mendaftar menjadi seorang tentara,walau saudara saudaraku memiliki badan yang bagus dan semangat yang tinggi.
  Satu lagi kisah menarik dari ayahku ketika berjuang yang masih teringat dibenakku.Yaitu kisah perjuangan melawan gerombolan DI/TII di Jawa Barat.Ayahku berceritera panjang lebar tentang sengitnya pertempuran saat itu.Disaat istirahat setelah pertempuran disebuah desa ayah dan teman-temannya mendapat undangan makan makan di sebuah desa.Ada tujuh orang TNI  saat itu menghadiri undangan makan orang desa itu termasuk ayahku.Sesampainya ditempat perjamuan pikiran ayahku berubah untuk kembali tidak mengikuti perjamuan tadi.
  Sesampainya ditempat peristirahatan para TNI tiba tiba dari arah desa dimana yang mengadakan perjamuan terdengar rentetan peluru berbunyi. Dengan sigap para TNI maju kearah tembakkan tadi.Apa yang terjadi?ternyata yang menjamu para TNI tadi adalah para pemberontak.Keenam dari teman-teman ayahku yang menghadiri perjamuaan tadi suda mati dibunuh para pemberontak.Melihat kejadian tersebut para TNI marah dan membumi hanguskan desa tersebut.Bahkan banyak warga desa yang menjadi kurban amukkan para TNI .Ada seorang laki-laki tua diselamatkan oleh ayahku karena wajahnya mirip dengan wajah kakekku.
   Ceritera diatas hanyalah sekelumit cerita yang diceritakan ayah ketika ayah masih hidup.Dari cerita cerita nyata ayah itulah tumbuh jiwa patriotisme pada diriku .Dan jiwa patriotisme ini saya wariskan pada anak anakku,juga aku ajarkan pada murid muridku di sekolah.Harapanku adalah Indonesia tetap Jaya Merdeka dan sejahtera rakyatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar